Secuil ‘insiden’ kecil itu membuat situasi sedikit terusik. Mereka berdua jadi agak kikuk. Diamnya Sesil kala Devanno menyampaikan permintaan maafnya, dikira Devanno merupakan cerminan rasa tersinggung dari gadis itu. Sementara di pihak Sesil, merasakan tak perlu mengomentari apapun. Dia sibuk dengan sendiri dengan perasaannya yang terombang-ambing. Sikap cerianya seperti terenggut saja. Alhasil, tidak terlalu banyak percakapan di antara mereka di sisa perjalanan menuju ke rumah Devanno. Setibanya di rumah Devanno, barulah Sesil merasa semangatnya tersulut kembali. Devanno sengaja membantu Sesil membawakan paper bag yang dikatakan Sesil berisi oleh-oleh khas Surabaya itu.