Bab 10 – Jejak yang Disembunyikan

821 Kata

Pagi itu, Arini bangun lebih awal dari biasanya. Matanya terasa berat, semalaman ia tak bisa tidur karena pikirannya terus dihantui wajah Reza bersama Nadya. Di sampingnya, Reza masih terlelap dengan napas teratur, wajahnya terlihat begitu damai, seolah tak pernah melakukan kesalahan. Arini menatap suaminya lama, dadanya sesak. Rasa sayang, kecewa, marah, dan patah hati bercampur jadi satu. Setelah menarik napas panjang, ia bangkit. Ia masuk ke dapur, menyiapkan sarapan seperti biasa. Aroma tumisan memenuhi rumah, seakan-akan tak ada masalah yang mengendap di dalam hati. Saat Reza duduk di meja makan, ia masih bisa bercanda kecil. “Mas, nanti pulang jam berapa?” tanya Arini, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap tenang. “Paling malam, Sayang. Ada meeting sama klien. Doain aja lancar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN