bc

Suamiku Milik Perempuan Lain

book_age18+
195
IKUTI
1K
BACA
love-triangle
family
drama
like
intro-logo
Uraian

Pernikahan Arini dan Reza sudah berjalan lima tahun. Dari luar, mereka tampak sebagai pasangan harmonis yang banyak orang kagumi. Namun di balik senyum yang ditampilkan, Arini menyimpan luka yang tak pernah terucap.

Reza, suaminya, semakin sering pulang larut malam, beralasan sibuk dengan pekerjaan. Hingga suatu hari, Arini menemukan bukti pesan mesra di ponsel Reza yang bukan ditujukan padanya. Hatinya runtuh saat menyadari: suaminya mencintai perempuan lain.

Yang lebih mengejutkan, perempuan itu adalah sahabat terdekat Arini sejak kuliah—Nadya. Persahabatan, kepercayaan, dan rumah tangga yang ia bangun hancur seketika. Arini harus memilih: tetap mempertahankan pernikahan meski hatinya tercabik, atau melepaskan Reza yang kini milik perempuan lain.

Namun, semakin Arini mencoba mengikhlaskan, semakin banyak rahasia yang terbongkar. Ternyata perselingkuhan itu sudah berlangsung jauh lebih lama dari yang ia bayangkan, bahkan melibatkan kebohongan keluarga. Dan ketika Arini berniat pergi, sebuah kejadian besar membuatnya harus bertanya pada diri sendiri: benarkah Reza sepenuhnya milik perempuan lain, atau masih ada cinta tersisa untuk dirinya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 – Senyum yang Palsu
Arini menatap cermin besar di kamar tidurnya. Gaun sederhana berwarna biru muda yang ia kenakan seolah mampu menutupi kegelisahan dalam hatinya. Bibirnya tersungging senyum tipis, meski mata itu tak bisa berbohong: ada lelah yang dalam, ada resah yang nyaris tak terbendung. “Cantik sekali.” Suara Reza terdengar dari belakang, lembut, seperti biasa. Arini menoleh. Lelaki itu berdiri dengan kemeja putih yang baru disetrika, wajahnya tampak bersih dan wangi parfum mewah yang hanya dipakai saat acara penting. Ia mendekati Arini, merapikan sedikit rambut yang terurai di bahunya. Sejenak, hati Arini bergetar. Lima tahun menikah, dan ia masih sering terpesona dengan pesona suaminya. Namun getar itu segera hilang, tergantikan tanda tanya yang tak pernah mendapat jawaban. “Jadi kita berangkat sekarang?” tanya Arini, menahan suaranya tetap tenang. Reza melirik jam tangannya. “Sebentar lagi. Aku harus menelpon dulu.” Seperti biasa. Seperti malam-malam sebelumnya. Alasan menelpon, entah klien atau rekan kerja, yang selalu membuat Arini menunggu sendirian. Reza keluar dari kamar, membawa ponsel, meninggalkan jejak aroma parfumnya yang menusuk hidung Arini. Arini menarik napas panjang. Matanya sempat menatap meja rias, di mana sebuah kotak kecil berisi lipstik baru tergeletak. Ia tidak membelinya. Reza bilang itu hadiah dari kantor, tapi hati kecil Arini meragukan. Sejak kapan perusahaan kosmetik memberikan hadiah cuma-cuma pada karyawan bagian manajemen properti? Ia mencoba menepis pikiran buruk. Malam ini mereka akan menghadiri pesta ulang tahun salah satu rekan bisnis Reza, dan Arini ingin segalanya terlihat sempurna. Ia tidak ingin menjadi istri yang terlihat curiga di depan banyak orang. Beberapa menit kemudian, Reza kembali masuk. Senyumnya terpaksa, seperti senyum yang ia pakai setiap kali berbohong. “Ayo, kita berangkat.” Restoran mewah di pusat kota dipenuhi lampu gantung kristal. Musik jazz mengalun lembut, para tamu bergaun indah bercengkerama sambil tertawa. Arini menggenggam lengan Reza erat, berusaha menampilkan wajah bahagia. “Arini!” Suara riang memanggil namanya. Arini menoleh dan mendapati seorang wanita cantik dengan gaun merah elegan menghampirinya. Senyum itu… senyum yang sudah sangat ia kenal. Nadya. Sahabat karibnya sejak kuliah. “Hai, Nadya…” Arini menyambutnya dengan pelukan singkat. Ia tidak menyadari bagaimana tatapan Reza saat itu berubah—ada kilatan singkat di mata suaminya, sesuatu yang membuat perut Arini mengeras tanpa alasan. Nadya menoleh pada Reza dan tersenyum. “Masih sama gantengnya, ya. Kalian berdua pasangan yang sempurna.” Reza hanya tersenyum tipis, sementara Arini menelan ludah. Ada sesuatu di antara mereka, sebuah percikan aneh yang membuat hatinya tak nyaman. Tapi ia buru-buru menepisnya. Mungkin hanya perasaan berlebihan. Mungkin hanya kecemburuan buta seorang istri. Sepulang dari pesta itu, rumah terasa sunyi. Reza masuk ke ruang kerja dengan alasan harus mengecek email penting. Arini duduk di ruang tamu, menatap layar ponselnya yang kosong. Tak ada pesan manis dari suaminya, tak ada ucapan sayang seperti dulu. Entah dorongan dari mana, Arini berdiri dan melangkah perlahan ke arah pintu ruang kerja. Dari celah pintu yang tak sepenuhnya tertutup, ia melihat Reza tersenyum pada layar ponselnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia mendengar suara lirih Reza. “Aku juga kangen. Besok kita ketemu, ya?” Suara itu membuat dunia Arini runtuh seketika. Ia mundur dengan tangan bergetar, hampir menjatuhkan ponselnya. Air mata menetes tanpa bisa ditahan. Ia tahu, sesuatu yang ia takutkan selama ini akhirnya menjadi kenyataan. Suaminya… milik perempuan lain.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
184.5K
bc

TERNODA

read
196.2K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
25.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
231.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
21.6K
bc

My Secret Little Wife

read
129.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook