THCAI 44 Aku duduk di kursi ku dan menyalakan komputer di kubikelku. Orang-orang disekitarku masih ramai berbisik sambil sekali-sekali menatapku membuatku kesal sekaligus penasaran. “Sebenarnya mereka sedang ngomongin siapa sih, Ris? Aku lihat tadi tadi orang-orang seperti membicarakan sesuatu tapi tiap aku mendekat mereka akan menghentikan obrolan mereka,” keluhku pada Riska. Mendengar keluhanku, Riska malah tertawa. “Jelas saja! Kamu kan calon adik iparnya Mbak Minah, mana mungkin mereka akan mbak Minah di depan kamu!” “Emangnya mbak Minah kenapa?” aku menyipitkan mataku menatap Riska. “Kamu beneran gak tahu?” Riska menatapku tak percaya. Aku menggeleng sambil menghidupkan komputer di depanku. Riska menyeringai. “Ada yang lihat Pak Gio jalan sama Mbak Minah ke toko furniture,”