Bab 103. MSB | Harapan Hidup

1592 Kata

Emi menyuap bubur ke mulut Nabila. Sambil bercerita mengenai kejadian lucu di zaman masih kuliah dulu membuat Nabila tidak berhenti tertawa. Hanya ini yang bisa Emi lakukan agar Nabila tidak membahas Khalid terus-menerus. “Ya Allah, aku sampai lupa kalau waktu itu kau benar-benar cuek dan aku tidak berhenti bertanya karena aku memang tidak mengerti, Emi. Pelajaran Ustadzah sungguh diluar ekspektasiku.” Kemudian, Nabila meneguk air hangat. “Minum dulu. Nanti kita bicara lagi.” Emi memastikan Nabila meminum dengan hati-hati agar tidak tersedak seperti tadi. Nabila menghela napas sambil tersenyum. “Alhamdulillah, akhirnya aku kenyang juga.” “Alhamdulillah,” sahutt Emi. Dia kembali berkata, “Apa ada bagian tubuhmu yang sakit?” tanyanya sambil memegang kening dan lengan Nabila yang kurus ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN