Khalid menuntun istrinya untuk duduk di sana. “Pelan-pelan, Sayang.” “Iya, Buya. Allahu Akbar,” ucap Ayesha saat kakinya melurus di lantai. Rasanya memang selega ini. “Enaknya.” Tidak mau terburu-buru ke lantai bawah, Khalid ikut duduk di dekat sang istri. Mengambil kedua kakinya, meletakkan di atas kakinya sedikit menyilang. “Sini, Abang pijetin sebentar.” Ayesha tersenyum. Kedua tangannya menahan tubuh ke belakang. “Nanti gak enak dilihat yang lain, Bang.” “Kalau ada yang ngucap salam, nanti Abang turun ke bawah. Sini kaus kakinya, Abang pakai sekalian.” “Iya, Sayang.” Ayesha melihat suaminya begitu telaten sekali memanjakan dirinya. Benar ternyata, dimanjakan oleh suami memang sebahagia ini. Setiap hari, setiap malam, setiap sebelum melakukan Dhuha, suaminya pasti memijat kakinya

