Zainab terkejut melihat Khalid sudah di dekat mereka. Dia mulai gelisah, takut saja kalau Khalid mendengar pembicaraan mereka mengenai Ayesha. “Kenapa semua jadi tegang? Buya sama Umi membicarakan siapa?” Khalid duduk di kursi kayu tunggal, menatap mereka bergantian. Asiyah tersenyum sambil menatap Zainab tampak malu. “Ya sudah, kayaknya gak masalah kalau kita bahas sama-sama. Menantu Umi di mana, Nak?” Khalid mengerutkan kening. “Umi nanya dua menantu Umi?” Zainab langsung melempar tissue yang sejak tadi ia genggam. “Kamu ini! Ya kalau nanya kamu, berarti nanya istri kamu!” ketusnya dengan nada bicara pelan. Dia mengulum senyum. “Ayesha lagi sama Aisyah, Mi. Kalau Akhi tadi masuk kamar. Lagi terima telpon dari konveksi.” “Oh, ya sudah.” Asiyah mengangguk, menghela napas panjang dan

