Pagi ini, Khalid sengaja libur demi menemani istrinya bercocok tanam. Keinginan ini sudah dipinta istrinya sejak beberapa hari lalu. Namun, karena kondisi istrinya tidak memungkinkan, Khalid berjanji akan memperbolehkan istrinya bercocok tanam kalau tubuhnya benar-benar sehat. Setelah kembali dari pasar membeli banyak kebutuhan dapur, Khalid melihat istrinya sudah siaga dengen celemek dan sarung tangan. Lihat senyuman wanita itu, menenangkan hati dan membuatnya tidak tahan ingin segera memeluknya. “Ternyata istri Abang udah siap ya?” Khalid segera memakai celemek khusus untuk berkebun sambil mendekati istrinya di sana. “Iya, dong, Ustadz. Eh, tapi Abang katanya mau telpon teman pagi ini, sudah?” “Udah, Sayang. Barusan tadi.” Ayesha mengangguk. “Hmm ….” Khalid mendekati istrinya, meng

