Ayesha melamuni ucapan suaminya pagi buta tadi. Sebenarnya, hatinya tidak bisa menerima. Namun, ketika tersadar kembali bahwa Khalid bukanlah miliknya, ia berlapang hati. Khalid hanya titipan dari Allah sebagai jalan baginya menuju surga impian. Dia tahu apa arti kehilangan, bahkan kehilangan dua orang yang disayang sekaligus ketika ia masih menempuh pendidikan di Kota besar ini. Segala macam ujian berat sukses ia jalani tanpa mengeluh, meski air matanya tidak berhenti mengalir. “Apa yang kau pikirkan, Ayesha? Allah menitipkan Khalid sebagai jalanmu menuju surga. Fokus saja pada kewajibanmu. Jangan memikirkan sesuatu yang bukan menjadi urusanmu.” Lagi-lagi, Ayesha berusaha menyemangati dirinya sendiri. Teringat bahwa dirinya sedang mengandung. Tangannya tidak berhenti mengusap perut yan

