Beberapa tahun kemudian., Madinah, Arab Saudi., Duduk di sebelah suaminya, saling berhadapan dengan kaki memanjang. Senyuman terpatri di wajahnya yang kian hari kian cantik, kata suaminya. Namun, ia tidak merasa begitu kecuali benar-benar berdandan untuk suaminya seorang ketika waktu dinas tiba tepat di jam tengah malam. “Kenapa, Sayang? Abang tampan?” tanya Khalid. Ayesha tersenyum. “Alhamdulillah sangat-sangat tampan. Sampai banyak yang mengira kalau usia suamiku ini masih kepala dua.” “Padahal aslinya?” Khalid menahan senyum. Sambil meraba jenggot suaminya yang sedikit panjang, ia menjawab, “Ya aslinya udah kepala empat lah.” Dia tertawa. “Uda empat puluh lima tahun gini dibilang masih kepala dua.” Khalid tersenyum, mengambil tangan kanan istrinya, mengecup lama. “Ya namanya mere

