“Assalamu’alaikum,” sapa Khalid sambil melempar senyuman untuk istri tercinta. “Wa’alaikumussalam,” jawab mereka berdua kompak. Wanita menoleh ke samping. “Eh, Ustadz Khalid ternyata. Duduk, Ustadz.” Khalid mengangguk. “Iya, Bu. Terima kasih. Kami mau langsung pulang aja.” “Loh, kok buru-buru, Ustadz? Apa karena kami ganggu ya, Ustadz?” Dia hendak berdiri dari bangku yang sedang diduduki. “Tidak, Bu.” Khalid menahannya. “Kami memang sudah selesai makan, Bu. Ini mau balik karena sudah dipesankan sama orang tua supaya tidak pulang larut malam.” Dia tersenyum. “Oh, tapi kita bisa bincang-bincang dulu, Ustadz. Itu Dewi sama Qila juga masih pesan makanan,” ucapnya malu-malu. Ayesha menarik napas panjang dan berusaha keluar dari bangku panjang. “Pelan-pelan, Sayang.” Khalid segera memban

