Bab 83. Menggenggam Setangkai Bunga | Memanjakan Istri. Positif!

2159 Kata

Kairo, Mesir Mata Khalid tidak berhenti melirik Ayesha di ranjang. Istrinya masih tertidur pulas. Benar kata Dokter, istrinya akan tertidur lama. Paling tidak selama dua jam sejak pingsan, tubuh istrinya baru bisa merespon rasa lega. “Senang sekali bisa berbicara dengan Anda langsung, Ustadz.” Khalid tersenyum. “Saya juga demikan, Pak Abraham. Saya sangat senang bisa berkomunikasi langsung dengan donatur kami. Maaf, Saya tidak bisa memenuhi jadwal yang sudah Anda atur.” “Tidak masalah, Ustadz. Saya memang sengaja memberitahu di awal. Kalau memang tidak bisa, itu artinya belum rezeki kita untuk bertemu.” “Benar, kalau begitu kita bisa mengatur jadwal dari sekarang, Pak Abraham. Supaya tidak ada halangan lain lagi, insyaAllah.” “Tentu, Ustadz. Karena ayah mertua saya terus mengingatkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN