Bab 92. MSB | Menarik Masa Lalu | Menafkahi Istri

1801 Kata

Jauh dari keramaian, di sudut Masjid, tempat di mana para pengunjung menikmati suasana siang dan ketenangan Masjid yang juga difungsikan sebagai tempat menimba ilmu. Duduk saling menyudut di bangku panjang yang sama. Berteduh di bawah pohon cukup rindang. Tidak hanya ketenangan, tetapi kedamaian juga sangat terasa di area ini. “Terima kasih sudah memenuhi ajakanku, Khalid.” Nabila tersenyum tipis. Khalid menarik napas berat. “Semata-mata untuk menjaga silaturahim, Bila.” Nabila mengangguk paham. “Aku pikir kau mengajak istrimu. Di mana dia sekarang?” tanyanya menoleh ke kanan, menatap Khalid yang sejak tadi enggan melihatnya. “Sedang mengajar. Kau sendirian di sini?” Senyuman Nabila merekah. Dia pikir Khalid akan bersikap dingin, tetapi ternyata pria ini mau bertanya juga. “Iya. Tad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN