Nada suaranya berubah, ada kekhawatiran yang tak bisa Iqlima sembunyikan. Jari-jarinya dengan lembut menyentuh area memar itu, tetapi Afkar refleks menahan pergelangan tangannya sebelum dia bisa menekan lebih jauh. "Jangan disentuh begitu," bisik Afkar pelan. Rintihan sang suami yang menegaskan bahwa memar itu sakit sontak membuat Iqlima makin curiga hingga menatapnya dengan sorot penuh tanya. "Siapa yang melakukan ini?" Afkar terdiam, tatapannya beralih ke arah lain, enggan menjawab. "Mas," panggil Iqlima lebih tegas, kini suaranya terdengar nyaris bergetar. Afkar yang sedari tadi menahan tangan istrinya agar tidak menyentuh luka di keningnya, terdiam sesaat. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang sekilas menunjukkan keterkejutan, tapi hanya dalam hitungan detik, ekspresinya kembali ne