Menunggu kedatangan pria yang paling dicintai
Jakarta.
Pukul 16.00 waktu setempat.
Seorang gadis cantik berumur dua puluh satu tahun sedang duduk di bangku panjang yang letaknya berada di sebuah taman di pusat ibu kota.
Gadis itu menatap ke arah kolam yang di depannya ada sebuah air mancur yang sangat indah, ditambah dengan pemandangan sore hari dengan langit cerah dan semilir angin, membuat suasana semakin nyaman.
Sehingga, sang gadis pun masih betah untuk tetap duduk lebih lama di tempat itu.
“Ahhh! Cuaca hari ini sungguh sangat indah! Hehehe... Tidak sia-sia aku ingin datang ke sini dan.... “ Gadis cantik itu pun melihat ke arah layar ponsel yang ada di tangannya.
“Emmm... Di mana Lucas? Kenapa dia tidak datang untuk menyusul aku? Bukannya tadi dia mau menyusul aku ke sini?” Ucapnya dengan tatapan penasaran, gadis itu pun membuka kunci layar ponselnya dan membaca pesan yang sempat dia kirimkan dan ternyata, pesan terakhirnya belum dibaca oleh sang kekasih.
“Ini? Kenapa Lucas tidak membaca pesan dari aku? Apa yang terjadi dengannya?” Ucapnya yang tiba-tiba saja, merasakan perasaan tidak nyaman.
“Ada apa ini? Mengapa aku merasa ada yang aneh dengan hatiku? Apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu dengan kamu Lucas?” Ucapnya yang semakin gusar dan rasa cemas itu semakin membuat dirinya tak tenang.
“Lucas! Semoga saja tidak terjadi hal buruk padamu! Walaupun akhir-akhir ini sering mengacuhkan aku, tapi aku percaya kalau kamu masih mencintai aku, ya kan?” Ucapnya, yang masih memiliki pikiran positif, walaupun hatinya menyangkal, karena gadis ini sudah memiliki pikiran negatif tentang perubahan sikap sang kekasih.
Apalagi, beberapa hari yang lalu.
Dia tidak sengaja melihat kekasihnya sedang jalan bersama dengan sahabat yang sangat dia percayai dan baginya, itu terlihat cukup mencurigakan.
Namun, keduanya langsung menjelaskan apa yang terjadi, sehingga dirinya pun percaya, jika hubungan mereka hanyalah sebatas teman.
“Apakah mungkin... Lucas dan Jessie, mereka jalan berdua lagi?” Ucapnya yang secepatnya menggelengkan Kepalanya.
“Tidak mungkin! Mereka kan hanya bertemu karena tidak sengaja, jadi tidak mungkin kalau mereka ketemuan lagi kan?” Ucapnya yang terus membuang semua pikiran negatif dari kepalanya.
“Tidak mungkin! Aku percaya kalau Lucas mencintai aku dan Jessie adalah sahabat aku yang paling baik, jadi dia tidak mungkin melakukan hal yang seperti yang tadi aku pikirkan! Hahaha... Nayara kamu tidak boleh berprasangka buruk pada mereka berdua, tidak boleh!” Ucapnya yang kembali tersenyum untuk menghibur dirinya sendiri.
Sampai Nayara merasa dirinya cukup tenang.
Dia pun mencoba mengirim pesan kembali pada kekasihnya.
“Sayang, kamu di mana? Aku ada di taman biasa. Kapan kamu mau menyusul aku ke sini?”
Ting!
Pesan pun terkirim dan Nayara pun menunggu pesan itu dibalas oleh sanga kekasih.
Namun, tidak ada balasan sama sekali dan pesan itu masih berwarna abu-abu. Membuat Nayara kembali tidak tenang.
“Bagaimana ini? Kenapa Dexter belum membalas pesan dariku? Apa yang terjadi dengan dia? Aku... Ah... Lebih baik aku meneleponnya saja!” Ucap Nayara yang langsung membuat panggilan telepon saat itu juga.
Sementara itu.
Di tempat lain.
Saat ini.
Dexter yang sedang dikhawatirkan oleh Nayara pun, baru saja selesai dengan urusannya sebagai ketua BEM di kampusnya dan dia pun lupa dengan janjinya.
Dia berjalan dengan santai menuju parkiran tempat mobilnya berada dan tiba-tiba saja.
Jessie pun muncul dari arah belakang dan memeluk Dexterter saat itu juga.
“Sayang, kamu lama banget sih? Aku nunggu kamu loh,” Ucap Jessie dengan nada manja.
Dexterter tidak tersenyum dan dia langsung membalikkan tubuhnya menatap wajah Jessie yang sudah berdandan sangat cantik demi bertemu dengan dirinya.
“Kenapa kamu menunggu aku di sini? Bukannya kamu seharusnya bersama dengan Nayara?” Tanya Dexterter yang segera melepaskan kedua tangan Jessie yang masih memeluk dirinya.
“Sayang! Kenapa kamu menyebut nama dia sih? Aku gak mau denger nama dia saat kita bersama seperti ini, “ Ucapnya dengan manja.
Dexterter mendengus kecil.
“Dia sahabat kamu! Tapi kamu malah menyukai pacarnya dan rela menjadi selingkuhannya, apakah kamu tidak merasa bersalah kepadanya?” Tanya Dexterter yang sebenarnya tidak memiliki perasaan apapun terhadap Jessie dan dia menerima Jessie sebagai selingkuhannya, karena Jessie yang menawarkan dirinya kepada Dexterter.
Dexterter yang masih labil dan merasa ada kebosanan dalam hubungan dia bersama Nayara pun, menerima tawaran Jessie untuk menjadi selingkuhan nya tapi dengan Syarat, Jessie tidak memberitahu siapapun tentang hubungan mereka dan tak memiliki harapan tinggi agar Dexterter membalas cintanya.
Jessie yang sudah tergila-gila dengan Dexter dan selalu iri pada Nayara pun, menerima syarat itu asalkan Dexter mau bersama dengannya, dia tidak masalah jika harus menjadi selingkuhan dan harus menahan rasa cemburu ketika dia harus melihat, Dexter bersama dengan pacar aslinya, yaitu Nayara.
“Emmm... Maafkan aku sayang! Aku bukan tidak merasa bersalah padanya, tapi kamu kan tahu kalau perasaan cinta aku sama kamu sangat besar dan aku tak mau harus mengorbankan perasaan aku hanya demi sebuah persahabatan yang mungkin, dia saja tidak terlalu menghargai nya,” Jawab Jessie dengan enteng.
Dexter hanya tertawa kecil saat mendengar ucapan Jessie.
“Oh! Ya, aku tahu itu! Karena kamu mencintai aku, kamu rela menjadi selingkuhan aku selama enam bulan dan aku minta maaf karena masih belum bisa membalas perasaan kamu. Tapi.... “ Dexter tersenyum miring dan mendekati telinga Jessie.
“Lain kali, jangan seperti ini lagi! Kalau ada yang melihat, apalagi sampai Nayara mengetahui semua ini, kamu akan tahu akibatnya,” Ucap Dexter yang setelah itu, langsung membuka pintu mobilnya.
“Masuk! Kamu temani aku mencari bunga untuk Nayara! Sudah lama aku bersikap dingin padanya, kasihan dia!” Ucap Dexter yang langsung duduk di kursi kemudi.
Jessie menahan rasa cemburu di dalam hati dan memaksakan diri untuk tetap tersenyum di depan Dexter.
“Iya sayang!” Jawabnya yang setelah itu, duduk tepat di sebelah Dexter.
Setelah itu, mobil Dexter pun melaju kencang meninggalkan kampus menuju toko bunga.
Namun, tiba-tiba saja.
Ban mobil pun bocor, Dexter terpaksa menghentikan laju mobilnya.
“Jes, aku mau ganti ban dulu! Kamu tunggu di sini!” Ucap Dexter yang langsung keluar meninggalkan semua barang di dalamnya termasuk ponsel miliknya.
“Iya sayang! Hati-hati ya!” Ucap Jessie dengan suara lembut seperti yang dilakukan Nayara dan lebih tepatnya, dia mengikuti semua gerak gerik Nayara, berharap agar Dexter bisa memiliki perasaan yang sama kepada dirinya.
“Dira, maafkan aku yang egois! Tapi Dexter hanya boleh menjadi milikku!” Ucap Jessie yang terus menatap Dexter yang sedang mengganti ban belakang mobilnya yang bocor.
Namun.
Tiba-tiba saja.
Suara sering ponsel membuyarkan pikiran Jessie.
“Suara ponsel milik Dexter!” Ucapnya yang kemudian, Jessie melihat ID di layar itu bertuliskan ‘Honey’ dan itu adalah dari Nayara.
Seketika, api cemburu langsung membakar hati Jessie saat melihat jika Nayara terus menelepon tiada henti.
“Nayara! Apa hak kamu terus menelepon Dexter? Aku tidak akan membiarkan kamu mengganggu Dexter yang sedang bersama aku dan.... “ Tiba-tiba saja, ide gila pun muncul dari pikiran Jessie.
“Jika masih ada dalam hubungan aku bersama Dexter, aku akan sulit untuk mendapatkan hatinya. Jadi.... “ Jessie pun tersenyum seperti iblis, karena dia memiliki ide untuk mendapatkan Dexter seutuhnya tanpa dia harus, menjadi simpanan Dexter lagi.
“Nayara, hari ini hubungan kamu dan Dexter akan berakhir dan akulah satu-satunya wanita yang ada disampingnya,” Ucap Jessie dengan senyuman penuh percaya yang setelah itu, dia menekan tombol merah untuk menolak panggilan telepon itu, lalu mengetik sebuah pesan yang sangat menyakitkan untuk Nayara.