Bab 46

1123 Kata

“Jangan nangis, dong,” kata Tiara mengusap punggung Sirin. “Kalian tadi mati,” balas Sirin di sela isak tangisnya. Pandangannya mengarah kepada teman-temannya yang lain yang berada di hadapannya. Mereka memandang Sirin dengan senyum simpul. Pakaian dan badan mereka masih berlumuran cairan berwarna merah yang Sirin kira adalah darah. “Surprise!” ucap Alita seraya terkekeh. Ya, Sirin benar-benar terkejut dengan semua ini. Teror hantu yang berakhir dengan kematian teman-temannya. Sungguh kejutan yang tak pernah Sirin bayangkan akan terjadi kepadanya. “Jadi selama ini hantunya itu lo?” tanya Sirin kepada Tiara. Temannya itu mengangguk dan memamerkan cengiran lebarnya kepada Sirin. “Kok bisa?” tanya Sirin bingung. “Nanti kami jelasin. Sekarang lo ikut kami dulu,” jawab Tiara masih mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN