Rifqi’s POV Malam hari sebelum kejadian … Mimpi buruk lagi. Untuk kesekian kalinya, aku kembali mimpi buruk. Aku terbangun tengah malam dengan napas ngos-ngosan dan badan yang banjir keringat. Aku tidak sakit, tetapi keringat ini muncul seperti aku sedang demam tinggi. Aku menoleh ke samping, Shenna tampak pulas. Tadi dia sempat muntah-muntah, tetapi tidak terlalu parah. Dia mengeluh lemas, jadi kusarankan untuk tidur. Karena kaosku basah, pelan-pelan aku beranjak turun dari ranjang. Aku melepas kaos, mengusap badanku dengan handuk bersih, lalu mengenakan kaos yang baru. Setelah meletakkan kaos basah dan handuk ke kerajang baju kotor, aku tidak langsung kembali ke ranjang, melainkan duduk di sofa yang menghadap arah jendela. Tak lupa, sebelumnya aku mengambil stok air putih yang sempa