Ekstra Part 1

2110 Kata

Tidurku terusik saat mendengar suara tangisan yang cukup keras. Dengan mata yang terasa sangat berat, aku berusaha bangun. Aku langsung tersenyum saat melihat Mas Rifqi sedang berdiri di dekat jendela sembari menggendong anak kami. Dia juga membawa botol kecil berisi ASI. Aku melihat jam, saat ini masih pukul dua pagi. Tadi jam setengah satu aku bangun, tetapi kemudian Mas Rifqi menyuruhku tidur. Tak tahunya, anak kami bangun lagi. “Mas …” panggilku sembari turun dan mengikat rambut. Aku juga membenarkan baju tidurku yang agak semrawut. “Loh, kamu bangun?” Mas Rifqi menoleh. “Gimana enggak bangun kalau anak kita nangis terus?” “Tadi sempet diam, kok, tapi nangis lagi.” “Mas bangun jam berapa emang?” “Baru lima belas menitan yang lalu.” “Tidurku pules banget kayaknya, ya?” “Iya. Ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN