Rifqi’s POV
Pulang kerja, kudapati Shenna dan Reyga sedang terlelap di sofa ruang tengah. Aku memang pulang telat, tetapi sudah memberi kabar. Karena kalau tidak, Shenna bisa marah besar.
Dia tidak pernah melarangku lembur, hanya saja memang aku wajib memberi tahunya. Dia sering menekankan kalau dirinya mudah khawatir, jadi kabar dariku sekecil apa pun sangat dia butuhkan.
“Pules banget, padahal baru jam setengah delapan.”
Aku ke kamar lebih dulu, lalu bergegas mandi. Aku tidak nyaman kalau pulang kerja langsung bercanda dengan mereka. Aku datang dalam kondisi agak keringetan, sementara mereka tampak sudah bersih dan wangi.
Aku hanya butuh waktu lima belas menit untuk mandi, ganti baju, dan melakukan aktivitas kecil lainnya. Sebelum membangunkan mereka, aku lebih dulu mengambil air mi
