Sebagai bentuk permintaan maaf dan menyesal, Laras mendatangi rumah Mia setelah jam kantor selesai. Mia masih libur, sebab luka lebam di wajahnya masih terlihat membiru. "Udah mendingan?" Laras menghampiri Mia yang saat itu tengah duduk di sofa, depan televisi. "Udah nggak sakit, tapi lebamnya masih kelihatan banget. Gue ngerasa jelek." Mia tersenyum samar, sambil memegangi wajahnya. "Emang tiap hari juga udah jelek kali!" Ejek Laras. "Sial!" Umpat Mia. Laras membawa buah-buahan segar, meski Mia melarangnya membawa apapun. "Buahnya nggak mahal." Balas Mia. "Bukan buah import yang sering lo beli juga." Lanjutnya. Laras mengupas dan menyajikan buah untuk Mia dan juga dirinya. "Lo nggak suka makanan berat kayak martabak atau seblak, jadi gue beliin buah." Laras menyodorkan p

