Lyra memantapkan hatinya sambil terus melangkah maju, sudah tidak ada waktu lagi baginya untuk berpikir, ini adalah satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh. Kakinya melangkah, jantungnya berdegup kencang dan perasaannya sangat cemas karena sekarang adalah penentuan dirinya bisa melindungi anaknya atau tidak. Lyra membuka pintu ruang kerja ayahnya dan menemukan Daniel di sana sedang duduk juga memakai kacamata, Daniel yang menyadari ada orang masuk langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Sayang ... kau datang tanpa memberitahu Papa dulu." Daniel tersenyum dengan sapaan manisnya. Lyra langsung menghampiri Daniel dan membalas senyumannya. Lyra memeluk leher Daniel dari belakang memberikan ciuman singkat di pipi ayahnya. "Memangnya harus bilang dulu kalau mau ke rumah sendiri?"