Lyra menyentuh pelan bahu Damian dengan tatapan menyedihkan, tapi sayangnya sentuhan dari Lyra ditepis kasar oleh Damian hingga membuatnya hampir terhuyung jatuh. "Dam ... kau bahkan belum mendengarkan perkataanku sama sekali, tapi kau sudah menuduhku yang tidak-tidak," ucap Lyra melirih. Air mata yang menggenang di pelupuk mata Lyra membuat Damian makin merasa sakit dan teringat istrinya lagi. "Harusnya yang boleh menangis cuma Eisha saja di sini, tapi kenapa tatapan matamu seakan menampilkan kalau kau yang paling terluka dalam masalah ini!" batin Damian. "Dam aku ke sini bukan untuk sesuatu yang kau tuduhkan padaku, tapi aku ingin membahas masalah lain," ujar Lyra. Damian serasa tuli tidak mendengarkan perkataan Lyra, telinganya seperti ditutup emosi yang menyelimuti, dia benar-bena