Karel mendekati sosok sepasang kaki berkulit putih tersebut, dengan jantung berdebar kencang. Suasana sehabis hujan ditambah petang yang mulai datang menjadikan keadaan menjadi temaram. "Via?" panggil Karel, dia mengulurkan tangan mencoba menyentuh kaki itu. Tapi ujung rok yang menjuntai dari dalam terowongan meyakinkan dia jika itu memang Via. "Astaga, Via!" serunya. Via terbaring di dalam dengan kaki terjulur keluar. Perempuan itu terlihat memejamkan mata dan kondisinya pakaiannya basah. "Via!" panggil Karel, dia merangkak memasuki terowongan untuk memeriksa Via. Via menggumam pelan, mulutnya berdesis seolah kedinginan. Karel kaget ketika merasakan suhu tubuh Via yang terasa dingin di tangannya. "Astaga!" desahnya. "Via, ayo bangun!" panggilnya berusaha membangunkan. Via hanya