Via tak sabar menunggu hari besok, dia ingin segera bertemu dengan Betty. Maka ketika pagi menjelang, dia sudah bangun dan memasak sarapan sendiri sebelum mandi. "Aku harus menunggu Karel datang—" Via menutup mulutnya sendiri dengan wajah kaget. Dia ingat Karel memintanya memanggil dengan nama saja, alih-alih dengan sebutan Dokter. "Tapi 'kan dia memang dokter," gumam Via termangu sendiri, pipinya memanas mengingat insiden ciuman kemarin itu. "Aduh!" Dipegangnya pipinya, Via lalu menggeleng keras dengan wajah merah merona. "Jangan besar hati dulu, Via! Tahu diri, dong!" gerutunya mengeluh pelan. Via menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Sudahlah, mandi dulu saja sebelum dia datang!" katanya bermonolog sendiri. Tapi sebelum itu, Via mencuci piring dulu dan mer