Ryan mengulurkan tangan, Via menyambutnya. Saat itu juga pria itu merasa tangan kekasihnya dingin. "Kamu gugup?" tebak Ryan. "Heum, sedikit," jawab Via singkat disertai anggukan kepalanya. "Gak usah gugup, kamu sudah pernah bertemu mereka bukan?" "Ya tetap aja, sekarang situasinya beda, rasanya kaya mau sidang skripsi." Sekilas Via dapat melihat senyum di wajah Ryan meski samar. "Aku merasa tidak pantas," cicit Via. "Kamu terlihat cantik malam ini, jadi percaya diri saja kalau kamu pantas masuk di keluarga kami." Kalimat itu yang sejak tadi Via tunggu. Pujian cantik dari kekasihnya akhirnya dia dengar juga meski dengan wajah yang masih masam sedikit. Pintu rumah sudah terbuka, beberapa pelayan menyambut ke datangan Ryan dan Via. Mereka semua menundukan kepala ketika keduanya berja