Ryan tertahan di ambang pintu, matanya menyorot sedih melihat reaksi Via yang begitu terluka.
"Via, aku hanya ingin bicara sebentar mengenai istriku," ucap Ryan dengan suara pelan memelas.
Via mengeratkan rahangnya. "Kenapa? Setelah sekian lama aku harus bertemu lagi dengan kamu?" ucapnya dengan suara bergetar.
"Kenapa kamu harus datang lagi dan muncul di depan mataku!?" pekik Via tertahan di tenggorokan.
Ryan maju satu langkah, namun bersamaan Via pun mundur dari tempatnya.
"Via, plis ... aku kesini untuk meminta tolong untuk istriku," ucapnya dengan suara terbata-bata, "kamu adalah harapan terakhir kami, bagi Alena kamu adalah malaikat baik yang akan menolongnya untuk bisa memiliki keturunan."
Kening Via berkerut dalam, raut wajah ketakutannya perlahan memudar berganti dengan pe
