Ryan menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan Alena, dia menangis menyadari perbuatannya yang menyia-nyiakan Via dulu. "Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar bebal dan sama sekali tak berpikir ke arah sana, seandainya aku bisa mengubah semuanya, tentu aku ingin bertemu denganmu lebih dahulu dan kita bahagia bersama anak-anak kita!" Alena menggeleng. "Mas, takdir Tuhan tidak akan berubah. Kita bisa saja bertemu lebih awal dan mungkin saat itu akulah yang berada pada posisi Via," ucapnya terisak-isak. Ryan semakin tergugu, dia maju dan menyentuh kaki Alena. "Aku akan memperbaiki semuanya, bisakah kita kembali pada tujuan kita semula?" ucapnya, yang mana justru itu membuat dia sadar seharusnya itu adalah ucapan Alena terhadap dirinya. Alena terisak lirih. "Satu pertanyaan lagi, Mas," k