Tangguh merangkul pinggang Yura sambil menggendong putra semata wayangnya ditangan kanan. Rasanya saat berjalan bersama, Tangguh menjadi lelaki hebat dan sebagai pahlawan sejati bagi Yura dan Ares. Tangguh begitu bangga dan tersenyum ramah pada semua orang yang ia temui di lorong rumah sakit. Hati Tangguh sedang bahagia. Ia memiliki semua yang diimpikan banyak lelaki. Istri yang cantik dan penurut serta anak yang tampan seperti dirinya. Yura menenteng satu kantong plastik berukuran besar yang berisi puding dan roti. "Kamu gugup ya?" bisik Tangguh pada istrinya. Yura sejak turun dari mobil tadi memilih diam dan sesekali terlihat menarik napas dalam. Itu semua tak lepas dari pandangan tangguh yang merasa lucu dengan sikap gugup Yura. Yura menoleh ke arah Tangguh dan tersenyum seperti dip