Yura sudah tertidur lelap setelah pertarungan panas di atas ranjang empuk itu. Yura pulas dengan tubuh polos yang hanya tertutup dengan selimut. Tangguh berjingkat dan keluar dari kamar sambil membawa ponselnya. Ia harus segera bertanya pada Ratna atau Nungki perihal Ares. Tangguh sudah seperti maling di rumahnya sendiri. Berjalan menjauhi Yura dan menelepon sambil berbisik seperti orang sedang berselingkuh. "Gimana Ma?" Suara Tangguh terdengar begitu cemas sekali. "Tadi sudah ada kabar baik. Apartemen Davian sudah ditemukan dan kini sedang diintai. Mungkin harus menunggu pagi, sayang. Kamu yang sabar ya?" titah Ratna menasihati. "Iya Ma. Tangguh sabar. Tapi rasa bersalah Tangguh pada Yura, bagaimana?" ucap Tangguh gugup. "Kamu jelaskan saja yang baik -baik. Bahwa tidak ada apa -apa.