“Apa tujuan kamu yang sebenarnya?” Pertanyaan itu meluncur dari bibir Harini yang duduk tegap, pandangannya lurus ke depan, enggan menoleh sedikitpun pada sosok yang diajaknya berbincang. Saat ini, Mira tengah duduk bersebelahan dengan calon mama mertuanya di kursi penumpang sebuah mobil mewah. Mira yakin bahwa perbincangan ini beberapa saat kedepan pasti akan sangat serius. Buktinya, beliau sampai repot-repot meminta beberapa orang untuk berjaga di luar mobil. Hal itu membuat Mira semakin kesulitan untuk sekadar menghirup napas. Apalagi merasa lega. Tidak ada ruang untuk Mira merasakan perasaan itu. Rasa lapar di perutnya bahkan lenyap seketika. Hawa tegang semobil bahkan duduk bersama Nyonya Abisena—yang sebentar lagi akan menjadi mama mertuanya—berhasil membuat Mira kenyang tanpa