Masih berkutat di perkara kemarahan Nyonya Abisena akibat tuduhan sang putra tunggal. Mira yang dimarah-marahi oleh Edgar padahal tidak bersalah, tidak terima. Gadis itu berani melawan, “Lohh, kok kamu jadi emosi? Dalam perkara ini memang kamu yang salah, Mas. Secepatnya kamu harus meminta maaf pada Mama.” Namun perlawanan Mira itu sudah tidak menggunakan urat leher lagi. Jujur, Mira lelah dan lapar. Mencoba menghemat energi yang makin terkikis. Belum lagi, hawa dingin malam ini. Serta, gaun bagian atasnya yang basah. Hati dan fisik Mira benar-benar diuji secara bersamaan. Mira hanya berharap dikuatkan. Toh, ini baru permulaan! Dasarnya Edgar, biarpun bersalah ia mana sudi mengalah pada Mira? Pria itu malah berkacak pinggang seperti menantang Mira yang memang belum mengubah posisinya. “