Pintu gerbang di hadapan Nirvana pun langsung terbuka lebar seolah turut menyambut Nirvana padahal Nirvana tahu bahwa pintu ini secara otomatis dikendalikan dari dalam. Tentu ada seseorang yang membukakan untuknya. Dengan dagu terangkat, Nirvana berjalan memasuki area depan rumahnya sendiri. “Non Nirvana kemana saja!? Tuan Hasyiem dan Nyonya Meriana selalu mencari Non!” Pembantu rumah tangga itu tanpa sadar telah meninggikan suaranya. Membuat Nirvana percaya bahwa sosok ini berada di pihaknya karena ia turut mengkhawatirkannya. “Semua orang mengkhawatirkan Non..” pungkasnya dengan lembut, karena sadar sedang berbicara dengan cucu sang majikan. Segera, ia mengambil alih tas punggung Nirvana. Mendapati perlakuan spesial seperti ini kembali, Nirvana merasa kian yakin bahwa keputusannya tid

