Memasuki kamar yang sudah bertahun-tahun ditinggalkannya, hati Nirvana menghangat mendapati kondisi kamarnya bersih terawat. Nirvana berpikir sejenak sampai akhirnya menyimpulkan bahwa sebenarnya masih ada orang rumah yang benar-benar mengharapkan kepulangannya. Jadi sebaiknya Nirvana tak perlu memikirkan omongan omnya. “Maklumi saja,” celetuk Nirvana ditujukan untuk dirinya sendiri. Nirvana pun memutuskan untuk mandi. Tubuhnya sangat gerah seusai menempuh perjalanan panjang. Saat baru selesai mandi dan berganti pakaian, masih dengan handuk basah di kepalanya, Nirvana bergegas membuka pintu kamarnya karena mendengar suara ketukan pintu. “Kak Vana..” Ternyata Widya—adik sepupunya—yang entah mengapa tiba-tiba mendatangi kamarnya? Nirvana diam saja, menanti apa yang akan Widya katakan. “Wi

