“Sudah seharian menghabiskan waktu bersamamu, tapi rasanya masih berat untuk berpisah. Bagaimana ini, Rahza? Jangan-jangan..kamu memantra-mantrai saya, ya? Supaya tidak bisa lepas darimu, hm?” Graysen geli sendiri mendengar keluhannya barusan. Setelah sekian lama tidak menjalin hubungan dengan wanita manapun, kini Graysen tiba-tiba memacari seorang gadis. Terlebih, usia gadis itu terbilang masih sangat muda. Selisih hampir sepuluh tahun dengannya! Benar-benar sebuah keberuntungan atau awal mula petaka? Meski begitu, Graysen menikmati hari ini. Baginya Rahza seperti hadiah terindah setelah Graysen berhasil lolos dari kematian yang direncanakan oleh musuh bebuyutannya—Reddy Dawson. “Ya ampun, Om!” Graysen tersentak saat Rahza menghadiahinya tepukan di lengan. “Lebay banget, sih..”