"Ya sudah, saya ambil libur!" putus Rahza tanpa berpikir panjang. Rasa penasaran Rahza sudah di ubun-ubun, sudah sejauh ini pula, mana mungkin Rahza cabut begitu saja? Sebenarnya, di hati kecil Rahza enggan menyia-nyiakan waktu bersama Graysen. Kapan lagi coba, mereka bisa bersama? Graysen tersenyum manis dan memuji, "Keputusan yang tepat, Gadis Manis.." Tangan besar Graysen mengacak pelan rambut Rahza yang tekuncir kuda. Tapi sialnya, hati Rahza yang merasa diacak-acak!! Jual mahal, Rahza menepis kasar tangan besar Graysen. Dengan nada dingin serta tatapan yang dibuat tajam, Rahza berkata, "Demi menuntaskan segala rasa penasaran saya atas tindakan menyeramkan yang Om lakukan." Bukannya takut, Graysen malah gemas melihatnya. Tidak sabar rasanya untuk segera mengakhiri rapat pentin