Anaya mengurai pelukannya dan melihat Dzakka dengan seksama. "Kamu kenapa lebih kurus, nggak pernah makan ya?" selidik Anaya. "Enak saja, makan lah sayang," jawab Dzakka sambil mencubit hidung Anaya. "Ih sakit tahu," Anaya mengusap hidungnya, ia berjalan ke tepi dan duduk di pasir putih, Dzakka mengikutinya dan duduk di samping Anaya. Dzakka membawa kepala Anaya bersandar di dadaanya dan mengelus rambut panjang Anaya. "Kamu kenapa pulang?" "mau bertemu kamu." "Kan tiap hari VC sama aku." "Beda dong sayang, kalau ketemu aku bisa membelai rambut indah kamu seperti ini." Hening diantara keduanya, satu tangan Dzakka menggenggam tangan Anaya dan satunya masih membelai rambut Anaya. Tanpa kata keduanya melepas kerinduan, dari kejauhan sepasang mata melihat dengan perasaan benci