Operasi selesai dilakukan. Saat ini di ruangan itu hanya ada Dyra dan lelaki itu saja. Dia masih belum melepaskan tangannya. "Dokter tahu, aku hampir mati kalau tidak dipegang Dokter, tadi?" Dyra dengan perlahan mencoba menarik tangannya. Namun sayang, sekali ia tidak mampu mengalahkan tenaga lelaki itu. Meskipun pahanya terluka, tetap saja Dyra bukanlah tandingannya. "Saya minta nomor Dokter, boleh?" Dyra sungguh kehilangan kesabaran. "Saya akan panggilkan sekuriti, kalau kamu tidak melepaskan tangan saya." "Panggil saja, sudah saya katakan. Kalau saya bahkan punya lebih banyak bodyguard di banding rumah sakit ini." Dyra terdiam, ia tentu saja tahu kalau lelaki itu adalah salah satu anak orang terpandang di Negara ini, mana bisa di bandingkan dengan orang biasa. "Saya punya sua

