SIAP SIAP KETEMU MANTAN

841 Kata
Rei hanya bisa menghela nafas mendengar cerita Gita. "Kamu melamun terus," Gita geleng geleng kepala. "Aku seperti bicara pada mayat hidup." "Ihh.." Gita bergidik sendiri. Rei akhirnya tertawa, "Aku memang bagaikan mayat hidup mendengar Ryuga Guinendra akan jadi tokoh sentral di Dating Inferno. How come?" Ia akhirnya berpura pura semangat agar tidak membuat Gita curiga. "Kemas acara semenarik mungkin. Goal kita adalah rating tinggi yang mengalahkan sinetron. Mari kita hentikan d******i sinetron dan gantikan dengan variety show yang segar dan menghibur," ucap Gita. "Kalahkan sinetron apa itulah judulnya 'Turun Ranjang Kakak Ipar' atau apalah itu 'Cinta Berujung Azab'. Sungguh sebagai Program Director, aku tidak ingin menayangkan sinetron sinetron begitu. Tapi, apa daya, rating berkata lain," Gita menghela nafas. Rei tertawa terbahak bahak, "Sekarang bukannya sedang booming itu apa ya.. Sinetron 'Istri Rahasia CEO'?" "Iya.." Gita mengangguk, "Nah itu yang harus kamu kalahkan!" "Mungkin aku bias, tapi seriously, aku ingin sinetron sinetron sejenis tidak lagi mendominasi," ucap Gita lagi. Ia lalu membuka buka lembaran kertas di mejanya. "Sinetron 'Istri Rahasia CEO' ratingnya rating lima koma satu dan share dua puluh delapan persen. Semangat Rei, kamu harus bisa mengalahkannya," Gita kembali bicara. "Sampai saat ini, yang bisa mengalahkan rating sinetron adalah liga sepakbola. Acara kita ini perpaduan ala ala sinetron dan ada pemain sepakbola ternama," ucap Gita penuh semangat. "Apa kamu pikir kita bisa mencapai share di atas lima puluh persen?" Gita menatapnya. "Dengan adanya Ryuga Guinendra, aku pikir bisa," Rei mengangguk. "Aku mempercayakan semuanya di tanganmu!" Gita meletakkan tangannya di bahu Rei. "Ah, sudah, sana! Keluar dari ruanganku." Rei pun bangkit berdiri dan melangkah ke arah pintu. Gita tiba tiba berteriak, "TUNGGU!" "Aww.. Kupingku!" Rei mengucek ngucek kupingnya. Gita hanya tertawa, "Aku ini baru terima pesan. Kabar yang membahagiakan!" "Dengar, malam ini, jajaran direksi, termasuk aku, diundang makan malam bersama Ryuga Guinendra di SAGE CAFE. Kamu ikut!" Gita kegirangan. "A-aku ikut?" Rei terkaget kaget. "Ke-kenapa?" "Kamu hanya perlu berkenalan saja. Ini momen penting," ucap Gita lagi. "Kamu memang tidak ikut makan malam, tapi aku akan mencari cara untuk mengenalkanmu kepadanya." "Apa tidak lebih baik cari waktu lain?" Rei mencoba menolak. Ia menatap dirinya sendiri. Wajahnya kusam, kulitnya terasa kering dan kukunya bersih tapi tidak terawat ala salon dengan kutek yang membuatnya cemerlang. Belum lagi rambutnya yang lepek seperti belum keramas beberapa hari. Ah, bajuku juga kasual begini!! TIDAK TIDAK TIDAK! Sekali lagi, TIDAK! Aku harus ke salon dulu kalau mau ketemu mantan. Apalagi kalau mantan itu Ryuga Guinendra! Bukan karena dia pemain bola ternama, bukan juga karena dia tampan luar biasa, dan bukan juga karena kegagahannya. Atau karena dia kaya raya dan menjadikannya lelaki sempurna. Penyebabnya hanya satu, Ryuga Guinendra dan dirinya putus tanpa kejelasan alias ghosting! Aku tidak mungkin terlihat menyedihkan dengan penampilan alakadarnya. Ryu harus tahu kalau aku baik baik saja! Hidupku tanpa dia tidak ada pengaruhnya. Dia harus melihat itu melalui penampilanku. Jadi, TIDAK! Rei berteriak sekuat tenaga. Sayangnya teriakan itu keluar di dalam hati, sehingga Gita tidak bisa mendengarnya. "Tidak ada waktu lain!" Gita tiba tiba bicara. "Aku saja, sebagai atasanmu, tidak mudah mengatur waktu ketemu Ryuga. Apalagi kamu.. No offense!" Rei tertawa, "Not offense." "Maksudku, sebelum projek berlangsung, kita kan ada technical meeting. Dia harus datang bukan?" tanya Rei memastikan. "Aturannya begitu, tapi belum tentu dia mau datang," ucap Gita. "HAH? Kenapa?" Rei bertanya tanya. "Dia VVVVVIP, sulit sekali mendatangkannya ke stasiun televisi tanpa kegaduhan. Kemungkinan ada technical meeting khusus, dan nanti kamu harus menemuinya di tempat private," Gita menjelaskan. "Itu ok. Artinya, nanti juga aku akan ketemu dia bukan?" tanya Rei lagi. "Iya, tapi tetap saja kamu harus ketemu malam ini dan menunjukkan kalau kamu kenal dekat dengan pak Eka selaku dirut," Gita menggelengkan kepalanya. "Tujuanku agar dia tidak menyepelekanmu. Apalagi kalian syuting di pulau terpencil, jadi tidak memungkinkan ada back up kalau dia semena mena." "Kalau dia melihatmu dan pak Eka dekat, aku pikir dia akan lebih menghargaimu," lanjut Gita. "Kamu harus mulai 'menjilatnya'," jelas Gita sambil menggerakkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk tanda quote. "Semacam 'cari muka' supaya dia juga segan sama kamu nantinya." "Aku tidak tahu sifat asli Ryuga seperti apa, ini hanya tindakan jaga jaga alias antisipasi alias pencegahan," jelasnya lagi. "Jadi malam ini," Gita menatapnya tegas. "TIDAK ADA KATA TIDAK," ia menegaskan ketika melihatnya hendak kembali menolak. "Ah.." Rei menghela nafas. Bagaimana lagi? "Makan malam pukul tujuh malam di SAGE, kamu ada waktu beberapa jam untuk mempersiapkan sekilas saja soal Dating Inferno," jelas Gita. Itu nonsense mbak! Waktu beberapa jam akan aku gunakan untuk ke salon. Itu harga mati! AKU. HARUS. KE. SALON. TITIK. "Sudah, kamu bisa keluar sekarang. Sungguhan keluar," ucap Gita. "Jangan lupa tutup pintunya." Rei menutup pintu dan bergegas ke kubikal nya untuk mengambi jaket dan tas. Ia berpamitan pada anggota timnya, "Aku harus pergi dulu." "Yes Rei, ok," responnya. Rei bergegas keluar dari kantor ENT TV dan menuju salon terdekat yang juga langganannya. Setibanya di salon, staf yang stand by menghampirinya. "Mau perawatan apa mbak?" tanyanya. "Full body, manicure, pedicure plus potong rambut," ucapnya. "Wah ada acara apa?" tanyanya berbasa basi. "Ketemu mantan," Rei tersenyum simpul.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN