Cleo menatap lurus ke cermin di hadapannya, sambil menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil melingkar di tengkuknya. Mendadak ia teringat kecupan lembut Rakka di bibirnya. Dada Cleo sedikit berdetak kencang, Cleo meraba bibirnya, “Sadar, Cle. Gak boleh kamu membayangkan musibah itu!” Cleo menggeleng-gelengkan kepala, berusaha mengenyahkan bayangan Rakka yang selalu membayanginya. Cleo melirik kalender di samping meja riasnya. Kalender yang sudah di penuhi banyak coretan untuk mengingat kan Cleo dengan berbagai agenda yang ia sering lupakan. Diantara coretan itu ada sebuah tanda berbentuk hati melingkar diantara rentetan tanggal. Cleo meraih kalender itu, menatapnya. Cleo teridam, ia baru sadari ketika melihat benda segi empat ini. Hari ini ia berusia dua puluh sembilan t