Rama menatap ponselnya dalam diam dengan d**a bergemuruh. Siapa kira dirinya akan kalah dengan situasi hingga akhirnya mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa ia menghindari Jenie. Rama merasa dirinya mulai lunak sekarang. Brak! Nafas Jenie terengah saat memasuki kamar. Setelah Rama menelepon, ia bergegas kembali ke hotel dengan berlari. “Katakan maksud ucapanmu tadi,” pinta Jenie setelah berdiri di depan Rama dengan masih mengatur nafas. Rama yang masih duduk di tepi ranjang, segera membuang muka. Mengatakan kalimat panjang tadi lewat telepon saja rasanya sangat memalukan, seakan dirinya telah kehilangan harga dirinya. Mana mungkin ia kembali mengulanginya dan menjelaskannya? “Aku tidak akan mengulang ucapanku,” ucap Rama sebagai alasan. “Aku tidak memintamu mengulang ucapanmu