“Bagaimana hari pertama di sana?” Jenie berusaha menahan tawa setelah bertanya pada Sarmilah. Ia berada di dapur sekarang, menyeduh s**u hamil seraya menelepon Sarmilah menanyakan kabarnya. “Se- semuanya baik.” Jenie melirik ponselnya mendengar suara Sarmilah terdengar canggung. “Hah … bagus lah. Pokoknya kalau bi Sar pulang, Jenie mau mendengar kabar baik,” ucap Jenie seraya mengaduk susunya. “A- apa? Kabar baik?” Kekehan Jenie terdengar. Ia pun melanjutkan ucapannya yang terdengar ambigu. “Maksud Jenie, bi Sar dan kakek akan semakin romantis. Meski kakek kelihatan cuek dan dingin, sebenarnya kakek sangat peduli pada bibi. Hanya saja, kakek tidak bisa mengungkapnya dan justru bersikap ketus pada bi Sar. Itu lah kenapa aku ingin bi Sar dan kakek bulan madu siapa tahu setelah i

