“Sudah, Nona. Aku baik-baik saja.” Jenie kembali mengusap air mata. Saat ini ia tengah duduk di tepi ranjang Yuli yang tengah terbaring. Sebelumnya Yuli pergi lagi untuk membeli ikan tapi saat perjalanan pulang, ia mengalami sedikit kecelakaan. Meski kakinya hanya mengalami lecet tapi Jenie merasa sangat bersalah karena berpikir, jika Yuli tidak pergi membelikannya ikan lagi, Yuli tidak akan mengalami kecelakaan itu. “Tetap saja, ini semua salahku,” ucap Jenie. Ia benar-benar merasa bersalah, berpikir sikapnya sudah membuat orang lain celaka. Kalau saja ia tidak kecewa dan tetap memakan ikan goreng buatan Yuli, ART-nya itu akan tetap baik-baik saja. “Tidak. Lagipula itu kemauanku sendiri untuk membelinya lagi. Aku melakukannya sebagai permintaan maaf karena tidak mendengarkan keingina