Jenie dan Rama segera pergi ke rumah sakit untuk memastikan dugaan mereka bahwa Jenie tengah hamil. Dalam perjalanan keduanya hanya diam tenggelam dalam pikiran masing-masing. “Hah ….” Jenie mengembuskan nafas panjang lewat mulut berusaha tetap tenang dan menutupi rasa gugup. Jantungnya berdetak tak karuan sejak ia berpikir ia telah hamil anak Rama. Ia tak dapat mengungkapkan seperti apa perasaannya sekarang. Ia gugup, cemas, bingung, dan hanya secuil rasa bahagia yang timbul membayangkan ia akan jadi seorang ibu. Bukan tanpa sebab, ia hanya takut jika Rama benar-benar berpikir yang dikandungnya adalah anak El mengingat ucapannya sebelumnya. Terlebih, karena Rama 5 hari di luar kota. Sesekali Jenie melirik Rama. Bibirnya terlihat bergetar. Ia ingin bertanya tapi takut jika tak dapat me