Rama melirik dua kantong plastik di tangan El kemudian kembali menatap pria itu dengan sorot mata beku. “A … hai. Maaf, aku kira Jenie yang membuka pintu,” ucap El canggung. Rama hanya diam sampai tiba-tiba Jenie datang dari belakangnya. “El? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Jenie. Ia terkejut El datang bahkan membawa dua kantong plastik di tangan. “Tadi aku berusaha menghubungimu tapi kau tak menjawabnya,” kata El. Ia sudah menghubungi Jenie sebelumnya mengatakan bahwa ia akan datang. Tapi, Jenie tak menjawab membuatnya berinisiatif datang tanpa izin Jenie. “Ah, itu … tadi aku di dapur jadi tidak mendengar panggilanmu, ponselku di kamar,” ujar Jenie memberi penjelasan. Sesekali Jenie melirik Rama dan menatap El bergantian. Entah hanya perasaannya saja atau benar adanya. Ia mera