Adam tak berhenti menatap sang putra bahkan air matanya mulai berderai. Ia terus mengusap air mata menggunakan sapu tangan tak ingin putra yang baru dilahirkan istrinya melihatnya menangis. “Kenapa menangis?” tanya Sarmilah dengan suara lemah. “Aku tidak menangis,” kata Adam dan segera memasukkan sapu tangannya ke saku kemejanya. Ia berusaha menahan tangisnya dan kembali menatap anaknya. “Kau tak ingin menggendongnya?” ucap Sarmilah kembali. Adam hanya diam dan terus memperhatikan. Ia ingin, tapi ia takut akan melukai putranya. Putranya terlihat sangat kecil berbeda dengan Saga. Sarmilah menatap buah hatinya yang berada tepat di sampingnya lalu mengatakan, “Meski kecil, anak kita sangat sehat. Setelah keluar dia menangis sangat kencang.” “Tentu saja, dia adalah anakku.” Setetes

