Tatapan mereka saling lekat. Runi menundukkan kepala. "Malu." Wajah Runi merah padam. Zhai membawa telapak tangan Runi ke bibirnya. Zhai berusaha menahan diri. Bibir Runi sangat menggoda, tapi Zhai tidak ingin berdosa. "Cium tangan tidak apa kan?" Tanya Zhai sembari mengecup punggung tangan Runi yang terpasang infus. Kepala Runi menggeleng. "Tidak apa-apa." Runi tersenyum sipu. Wajah nya sangat menggemaskan. "Runi harus istirahat yang tenang. Tidak perlu memikirkan hal lain. Aku baik-baik saja. Lagipula sudah ada bodyguard yang menjaga. Jadi jangan cemaskan aku. Cukup pikirkan diri Runi sendiri saja." Zhai tidak ingin Runi banyak pikiran. Jadi Zhai meyakinkan Runi kalau ia dalam keadaan baik-baik saja. Sudah ada bodyguard yang menjaganya. "Aku bermimpi Ayah dikejar orang yan