Rindu menatap bangunan rumah megah yang ada di depannya dalam diam. Beberapa menit yang lalu dia baru saja sampai di pelataran rumah Rudi, sahabat mendiang ayahnya dan orang yang selama ini membantunya. Setelah memantapkan hatinya, gadis itu akhirnya melangkah menuju teras rumah Rudi. Dan memencet bel yang terdapat di sisi pintu utama. Tak sampai menunggu lama, pintu bercat putih dengan tinggi lebih dari tiga meter itu akhirnya terbuka. Menampilkan sosok wanita paruh baya dengan pakaian sederhana. Jangan lupakan kain lap yang tersampir di pundaknya. "Cari siap-eh, Non Rindu. Benar ini Non Rindu putri Tuan Heru kan?" seru wanita paruh baya itu heboh. Rindu mengulas senyum kecil melihat reaksi dari salah satu asisten rumah tangga Rudi yang sudah dia kenal sejak lama. "Mbok Inah apa kaba