"Halo, Mas." Sera menelepon suaminya. Dia menempelkan ponsel di telinga kanan dengan tangan kirinya. "Aku udah di kosan, baru aja pulang. Mas ke sini, ya. Jadi belanja bareng, kan?" Dan Sera mendengar suara dengkusan tajam dari arah seberang sebelum kemudian sosoknya menjawab dengan, "Yah, sayang banget, ya. Eyang disuruh di rumah aja nih sama istri." Membuat Sera nyaris tersedak air liurnya sendiri. "Mas, ih!" "Hm..." "Ngambek?" Tak ada jawaban. "Aku gak serius loh, tadi banyak temen kampus pas Mas telepon. Mereka kan ada rasa kagum tersendiri sama Mas, ya pokoknya aku belum siap kalo--" "Ya, ya, ya ... Eyang mencoba memahami aja." "Dih, Mas nyebelin!" "Siapa yang mulai?" "Iya, aku. Maaf." "Ya udah, Mas otewe sekarang. Siap-siap." "Oke!" Sambungan telepon pun diakhiri. S