Tubuh Tiffany membeku sesaat akibat serangan yang begitu tiba-tiba. Tindakan Kriss yang tak terduga itu berhasil membangunkan seluruh sel di tubuhnya seolah ikut bersorak atas aktifnya hormone domamin yang berdamak pada laju aliran darahnya sehingga jantungnya berdetak lebih cepat dari yang sebelumnya. “Sudah terwujud,” gumam Kriss tersenyum simpul, “satu dari sekian impianku,” sambungnya seraya menjauhkan dirinya dari wanita yang wajahnya tengah bersemu merah. Belum sampai Kriss membetulkan posisi duduknya, kedua tangan Tiffany menyusup di antara tubuh mereka dan menangkup pahatan wajah lelaki itu, lantas sebuah serangan balasan meluncur dan kedua bibir mereka kembali bertemu. Berbeda dengan yang dilakukan Kriss tadi, Tiffany membalas dengan pagutan. Tiffany memutus momen itu ketika ge

