Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Kriss sudah bangun dan bersiap untuk kembali mengunjungi bendungan Anastasius. Kali ini dirinya akan pergi sendiri karena tidak ingin membahayakan Tiffany lagi. Setelah selesai membereskan barang-barang yang ia perlukan, Kriss pun memilih untuk berangkat lebih cepat.
Tiffany sendiri masih tidur di atas ranjangnya, wanita itu terlihat begitu lelah karena semalam tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang akan ia lakukan jika bertemu Kriss lagi. Meskipun dirinya tidak ingin memikirkannya tetap saja otak kecilnya memikirkan hal itu.
Semua kesalahan ini berawal dari Anto, bisa-bisanya Anto bermain dengan pelayan yang biasanya membersihkan mess ini. Pelayan itu memang masih muda dan juga memiliki warna kulit yang cukup bersih. Tapi, ....
Tetap saja masih ada tapinya, bagaimanapun juga mereka bekerja di lingkungan yang sama. Pasti akan ada dampaknya jika seperti itu.
Semalaman, Tiffany benar-benar hanya menyalahkan Anto dan Anto, melupakan fakta jika dirinya dan Kriss juga bekerja di lingkungan yang sama.
Anto bangun, menatap ke arah Mia yang masih tertidur setelah hampir semalaman ia tiduri. Dirinya benar-benar marah pada Tantenya, bisa-bisanya tantenya mengundangnya hanya untuk menyaksikan bagaimana Tante kesayangannya itu di gilir oleh laki-laki berkulit hitam yang katanya dia temukan di jalan. Jadi orang-orang kulit hitam itu menganggap dirinya sebagai suami tantenya dan menggarap tantenya di depan matanya itu. Setelah selesai dirinya pun hanya bisa kesal dan kepalanya dipenuhi oleh birahi yang tinggi. Namun karena dirinya kesal pada tantenya yang sudah terkapar itu, dirinya hanya bisa pergi dan menarik Mia yang malam itu tengah membereskan kamarnya. Awalnya dirinya memp*rkosa wanita itu, namun ternyata wanita itu malah membalasnya dengan sangat baik.
Setelah cukup lama berdiam diri, Anto pun memilih turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi, dirinya butuh air untuk menyegarkan badannya yang lengket karena keringat semalam.
Di dalam taksi, Kriss masih mencoba untuk mencari jalan dan juga mengingat-ingat tempat di mana Tiffany dan juga laki-laki itu saat menginjak dahan ranting. Kriss ingat betul jika itu di tempat yang sama.
Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, akhirnya Kriss sampai. Dirinya menatap ke arah orang-orang yang berkerumun di atas gunung. Tentu saja orang-orang itu adalah warga setempat.
"Maaf pak? Ada apa ya?" Tanya Kriss pada salah satu bapak-bapak yang baru saja menuruni gunung.
"Ada orang hilang, kemarin sore dia mancing tapi sampai sekarang nggak turun-turun, dan tadi pagi temannya ada yang nyari dia tapi orangnya tidak ada." Jawab bapak-bapak itu dengan cepat.
Kriss yang mendengarnya pun akhirnya mengangguk, pantas saja korban yang ia lihat semalam belum bisa ia cari di internet. Ternyata kejadiannya baru terjadi kemarin.
"Terima kasih pak. Apakah orang-orang masih mencari?" Kata Kriss lagi kembali bertanya.
"Masih, tapi hati-hati ya nak. Di bendungan ini memang cukup angker, pernah beberapa kali kejadian seperti ini, dan mereka tiba-tiba saja ketemu dalam keadaan meninggal, kulitnya pucat dan sudah tidak ada darah lagi yang mengalir di dalam mayat itu." Jawab bapak-bapak itu sembari berbisik pelan.
"Ah, terima kasih pak. Saya akan ke atas dulu untuk melihat." Jawab Kriss seraya berpamitan pada bapak-bapak itu untuk berpamitan pergi.
Kriss menerobos gerombolan orang-orang dan juga anak-anak yang bergerombol di sana. Kriss terus maju dan mendekat, mengikuti orang-orang yang mencari keberadaan orang hilang itu.
"Dia tidak mungkin masuk ke dalam bendungan bukan?" Tanya salah satu orang bapak-bapak pada temannya.
"Kayak nggak tahu di sini aja." Jawab bapak-bapak yang lainnya.
Kriss pun mengerti, dirinya lebih penasaran dengan sisi kanan bendungan, di mana Tiffany mengatakan jika letak goa ada di sana.
Kriss terdiam, menatap ke arah papan yang ada tulisannya di larang memasuki goa. Kriss menelan ludahnya kasar. Berarti goa yang asli ada di sisi kanan bendungan. Karena hari ini banyak orang warga sini, dirinya tidak bisa bergerak terlalu jauh. Kali ini dirinya akan kembali ke arah sisi kiri untuk mencari dahan ranting yang diinjak oleh Tiffany kemarin.
"Ini akan sia-sia, tunggu saja tiga sampai tujuh hari, pasti dia akan ketemu." Kata salah satu orang yang terlihat mabuk itu.
Semua orang hanya diam mendengarkan. Tentu saja perkataan yang dikatakan oleh bapak-bapak itu memang benar.
"Sudah dikatakan tempat ini harus dijauhi, masih saja banyak orang penasaran dan masuk ke kawasan. Jika sudah seperti ini siapa yang mau disalahkan?" Balas bapak-bapak lain yang tentu saja membuat Kriss dag dig dug sendiri. Tentu saja dirinya tidak akan bisa masuk untuk meneruskan penelitiannya jika tempat ini di tutup.
Kriss memilih meneruskan langkahnya untuk mencari tempat yang akan ia tuju. Kriss berjalan dengan menatap ke arah gambar-gambarnya.
Setelah melihat satu dahan ranting itu, Kriss pun memilih duduk dan menyentuhnya. Tangannya menyingkirkan dahan kering yang menutupinya itu.
Kriss terkejut saat melihatnya, itu bukanlah dahan ranting seperti yang ia pikirkan, melainkan sebuah tulang yang tergeletak di bawah sana. Setelah menyiapkan mental yang cukup, Kriss pun mulai menyentuh tulang itu dengan hati-hati. Tujuan utamanya adalah membuang tulang itu agar tidak bisa di injak lagi. Jadi tidak akan ada orang lagi yang akan jadi korban di dalam bendungan ini.
Dalam hitungan ke tiga Kriss pun mencoba untuk mengangkat tulang itu, tapi ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Tulang itu seolah-olah telah menempel pada tanah dan tidak bisa dicabut seperti yang ia bayangkan. Sekali lagi, Kriss mencobanya sekali lagi dan tetap tidak berhasil melakukannya. Kriss menatap ke sekelilingnya. Warga masih terlihat sibuk mencari orang yang hilang itu.
Tulang ini adalah kunci terbukanya dunia baru yang mengerikan. Jika ada orang yang menginjak tulang itu, itu sama saja mereka membuka pintu bagi makhluk mengerikan itu untuk bergabung dengan dunia nyata. Masalahnya siapa yang bisa melihat makhluk itu kecuali korban yang dimangsa?
Lagi-lagi pertanyaan baru muncul di kepala Kriss di saat dirinya sudah menemukan jawaban dari pertanyaan sebelumnya. Jelas-jelas Kriss ingat, saat Tiffany menginjak tulang ini, hanya dirinya dan Tiffany yang melihat makhluk itu. Orang-orang lain tidak melihatnya. Padahal jika dipikirkan lebih teliti, yang akan menjadi korban hari itu adalah Tiffany, sedangkan dirinya bukan korban, tapi dirinya bisa melihat makhluk-makhluk itu. Apakah orang yang sudah masuk ke kawasan bendungan yang bisa melihatnya?
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya bapak-bapak yang tiba-tiba datang membuat Kriss terkejut dan menatap ke arah bapak itu dengan sedikit takut. Ia pikir dirinya kembali dihampiri oleh makhluk-makhluk mengerikan itu. Ternyata tidak.
Tbc